Selasa, 24 November 2009

Pengetahuan Dasar Bermain Drum

Apaan sih drum?

 

Drum sebenarnya bermacam-macam. Ada snare, tom-tom, bass, conga, tymbal, mondo, bedug, tabla... dll, mereka sebenarnya adalah drum, karena memainkannya dengan cara dipukul. Tetapi yang kita bahas adalah DRUMSET, yang bisa dibilang bentuk drum paling modern. Drumset itu sendiri sebenarnya terdiri atas 3 drum, yaitu Snare, tom-tom dan bass drum. Untuk tom-tom masih dapat dibagi dua lagi, yaitu: Mounted tom dan floor tom-tom (tergantung dari peletakan dan diameter saja). Dari ketiga unsur tersebut masih ada beberapa unsur penting lagi, yaitu cymbal, hardware (pedal, hihat stand, cymbal stand, snare stand, tom holder/tom stand) dan drumhead.

 

Tom-tom terdiri atas berbagai macam ukuran baik dalam kedalamannya dan diameternya. Ukuran suatu drum biasnya ditulis 12x10 yang maksudnya adalah kedalamannya 12 inchi dan diameternya 10 inchi. Diameter tom-tom bervariasi, biasanya tom-tom paling kecil berdiameter 6", dan berlanjut ke 8", 10", 12", 13", 14", 15", 16", 18" dan 20". Ukuran tom-tom 14" keatas dapat digolongkan sebagai floor tom-tom, tetapi tergantung dari peletakannya juga. Tom-tom menggunakan 2 drumhead, atas dan bawah, kecuali pada tahun 70-an dimana tom-dan bass drum hanya menggunakan 1 drumhead saja, dan suaranya jelek sekali. Badan tom-tom atau yang biasa disebut dengan shell terbuat dari kayu. Untuk drum kelas pemula biasanya menggunakan kayu Mahogany dan untuk kelas professional biasanya menggunakan kayu Birch dan Maple. Kayu Birch dan Maple lebih mahal karena menghasilkan suara atau tone yang bulat dan jernih. Kayu pada tom-tom biasanya mempunyai ketebalan dari 4 sampai 10 mm. Semakin tipis kayu maka suara yang dihasilkan semakin kaya dan sensitive. Sedangkan semakin tebal kayu suara yang dihasilkan semakin keras, tetapi suaranya tidak terlalu kaya dan kurang sensitive.

 

Bass drum tidak terlalu berbeda dengan tom-tom, hanya bass drum mempunyai diameter yang lebih besar, 16", 18", 20", 22", 24" dan bahkan 26" atau lebih. Dan bass drum dipukul dengan menggunakan pedal dan ditaruh dibawah. Tetapi suara bass drum tidak seperti tom-tom yang bersuara "Dung..." tetapi cenderung bersuara "Dug..." (lebih mati suaranya). Kayu bass drum cenderung lebih tebal untuk menghasilkan suara yang lebih keras dan untuk ketahanan drum itu sendiri.

 

Snare drum adalah drum yang paling berbeda diantara lainnya (dari bentuk dan suaranya). Dan snare drum merupakan unsur utama dari drumset (yang paling sering dipukul). Drum ini biasanya berukuran 10" sampai 15", tetapi yang paling biasa digunakan adalah ukuran 14". Yang membuat perbedaan pada snare drum yaitu pada bagian bawah drum tersebut. Di bawahnya menggunakan kawat-kawat yang berbentuk spiral atau yang sebenarnya dinamakan Snare Wire /Strainer. Benda itulah yang membuat perbedaan pada snare drum. Jika anda memukul head atasnya maka snare wire dibawah segera merespon, dengan cara 'memukul' kembali head bawah dan menghasilkan suara yang tajam. Maka dari itu, sebenarnya 'nyawa' dari snare drum terletak pada snare wirenya. Jika snare wirenya dilepas maka suara yang dihasilkan hampir sama dengan tom-tom.

 

Cymbal, lagi-lagi merupakan 'nyawa' bagi drumset, karena hampir tidak mungkin bermain drum tanpa cymbal (ibaratnya seperti makan nasi tanpa nasi, nggak makan donk...). Cymbal terdiri atas 4 jenis mereka yaitu:

 

 Hihat cymbal: 

'Jantungnya' cymbal dan drum. Berguna untuk menjaga waktu/tempo. terdiri atas sepasang cymbal. berukuran 8" sampai 15". Ukuran standart 14"

 

Ride cymbal:

Sama fungsinya dengan hihat tetapi dengan bentuk dan suara yang berbeda. Hanya terdiri dari satu cymbal tetapi berukuran besar 18" sampai 22". ukuran standar 20"

 

Crash cymbal:

Berguna untuk memberi phrase/nada pada suatu lagu. Berukuran 13" sampai 22" tergantung dari selera pemain.

 

Efek cymbal:

Efek cymbal terdiri atas Splash, bell, china dan swiss. Berguna untuk memberi 'warna' khusus pada suatu lagu. Splash dan bell biasanya berukuran 6" sampai 12" dan untuk china dan swiss biasanya berukuran 16" sampai 22".

 

 Hardware terdiri atas berbagai macam bentuk dan fungsi:

 

Pedal:

Berguna untuk memukul bass drum, juga tersedia double pedal, yaitu pedal yang menggunakan 2 pedal dan 2 pemukul atau beater untuk mendapatkan suara yang lebih pada bass drum.

 

 

Hihat stand:

Untuk menempatkan hihat cymbal yang terdiri atas 2 buah cymbal sehingga anda dapat membuka dan menutup kedua cymbal itu dengan kaki kiri anda.

 

Cymbal stand:

Untuk menempatkan segala macam jenis cymbal kecuali hihat.

 

Snare stand:

Untuk menempatkan Snare drum dan anda dapat merubah posisinya sesuka anda.

 

Tom holder/tom stand:

Berguna untuk memasang tom-tom.

 

 


 

Drumhead mempunyai ukuran, type, fungsi dan ketebalan yang berbeda. Drumhead terdiri atas 3 bagian; Pertama Batter head, yaitu drumhead yang dirancang khusus untuk dipukul. Kedua, Resonant hanya ditaruh pada bagian bawah tom-tom dan bagian depan bass drum. Head ini tidak untuk dipukul, head ini berguna untuk memberi 'hidup' pada tom-tom dan bass drum. Dan terakhir adalah snare side, khusus hanya untuk ditaruh dibagian bawah snare untuk mendapatkan suara snare wirenya. Snare side merupakan head yang paling tipis. Ingat, tidak untuk dipukul.

 

Cara mudah bermain drum

Pertama, untuk memulai belajar main drum anda tidak perlu sebuah drum. Lho? Gimana cara? That's easy!!! Buatlah delapan ketukan dengan tangan kanan anda, tapi bunyi hitungan adalah " 1 and 2 and 3 and 4 and" (bahasa inggris). Pada setiap angka dan "and" yang anda sebutkan buatlah pukulan bersamaan dengan hitungan. Lakukan!

 

"one and two and three and four and"

 

Sudah? Nah, itu adalah ketukan 1/8. Ingat, 1/8.

 

Nah, sekarang buat ketukan dengan tangan kiri pada hitungan "two" dan "four". Tangan kanan tetap membuat ketukan seperti yang pertama. 1 2 3 4... Mulai!

 

"one and two and three and four and".

 

Sudah? mudahkan? Tapi itu belum semua... step terakhir adalah membuat ketukan dengan kaki kanan yang jatuhnya pada hitungan "one" dan "three". Tapi lagi2 tangan kanan dan kiri tetap melakukan hal yang sudah anda lakukan tadi, kaki kanan tinggal memperkaya ketukan2 itu. 1 2 3 4... mulai!

 

"one and two and three and four and...."

 

Wow! Selamat, anda sekarang sudah bisa dibilang seorang 'drummer'. Tapi ingat, itu hanya permulaan. Untuk menguasai drum secara hampir menyeluruh anda setidaknya membutuhkan waktu sekitar 6 tahun, atau bahkan lebih. :)

 

Pada drumset nantinya, tangan kanan anda ditempatkan pada cymbal hihat (biasanya terletak pada sisi kiri anda) atau cymbal ride yang biasanya terletak di sisi kanan anda. Tangan kiri pada snare drum yang sudah pasti terletak diantara kaki anda dan kaki kanan ditaruh diatas pedal bass drum. Dan anda tinggal melakukan pukulan2 itu dan sambung pukulan itu sehingga membentuk beat yang panjang. Menyambung pukulan2 itu mudah, ketukannya akan menjadi...

""one and two and three and four and one and two and.... dst"

 

Simak aja ilustrasi ini agar lebih mengerti dan jika dijadikan notasi, hasilnya adalah ilustrasi ini

 

  

RUDIMENT/BASIC STICKING

Rudiment/Basic sticking adalah pukulan-pukulan dasar pada permainan drum. Setiap pola pukulan dibawah ini sangat penting untuk dikuasai karena sangat berpengaruh pada permainan drum dan sangat banyak digunakan.

 

Keterangan:

R = Tangan kanan memukul

L = Tangan kiri memukul

 

Single Stroke : R L R L R L R L

 

Double Stroke : R R L L R R L L

 

Triple Stroke : R R R L L L R R R L L L

 

Paradiddle : R L R R L R L L

 

Paradiddle-diddle : R L R R L L

 

Triplet/rough  : R R L R R L atau L L R L L R

 

 

Cara memegang stick dan posisi kaki pada pedal

 

Ada dua cara memegang stick:

 

1. Matched grip (lihat gambar I)

2. Traditional grip (lihat gambar II)

   

  

Matched grip mempunyai 2 cara memegang yang berbeda:

 A. Closed hand/tangan tertutup dimana pukulan sangat mengandalkan lengan dan pergelangan tangan sehingga pukulan menjadi kaku dan tangan cepat lelah, kecepatannya pun sangat terbatas.

 

B. Open hand/tangan terbuka dimana ibu jari dan telunjuk yang digunakan untuk menjepit stick, sedangkan ketiga jari lainnya seperti jari tengah, jari manis dan kelingking berperan untuk mendorong stick. Ketika stick yang didorong menyentuh drumhead, maka secara otomatis stick akan memantul kembali, gunakan pantulan itu untuk membuat pukulan berikutnya (ketiga jari mendorong stick itu kembali). Lakukan secara berulang-ulang, seperti mendribble bola basket saja.

 

Traditional grip

 

Perbedaan grip ini adalah pada tangan kiri, dimana stick dijepitkan di ibu jari dan ditaruh diantara jari tengah dan jari manis. Ibu jari yang berperan untuk mendorong stick. Sedangkan untuk tangan kanan cara memegangnya tidak ada perbedaan, seperti matched grip saja Traditional grip memang lebih sulit untuk dilakukan ketimbang matched grip karena mengontrol tangan kiri jauh lebih rumit.

 


 

Awal dari Traditional grip

 

Traditional merupakan cara memegang stick yang pertama digunakan, dimulai dari tahun 1600. Sebenarnya traditional grip diperlukan untuk keperluan drummer marching band pada saat itu yang dimana mereka menaruh snare drum dengan cara mengikatnya (seperti tas) dan talinya dilingkarkan dibahu, sehingga posisi snare drum miring kearah kanan. Karena posisinya miring kearah kanan, maka tangan kiri memakai grip yang berbeda dengan tangan kanannya guna untuk meraih snare drum tersebut (tangan kiri seperti memegang pensil, tetapi stick ditaruh diantara 2 pasang jari dan dijepitkan di ibu jari).

 

Tahun 1840 drumset baru ditemukan (snare, bass dan tom-tom) dimana tiga drum dimainkan dengan satu orang. Karena traditional grip merupakan kebiasaan turun-temurun yang berawal dari marching, maka traditional grip digunakan juga pada drumset. Kemudian lagi-lagi kebiasaan ini berlanjut dengan akhirnya pada pertengahan tahun 1960, Ringo Starr (drummer The Beatles) mengambil langkah maju dengan memegang stick pada posisi yang sama (tangan kiri sama seperti tangan kanan), sehingga seperti orang yang memegang dua buah palu. Yang kemudian dinamakan matched grip. Ternyata dengan menggunakan matched grip maka dengan mudah pemain drum dapat mengeluarkan power/tenaga yang diinginkan dan juga pukulan pada tangan kirinya menjadi lebih akurat.

 

Dan akhirnya keduanya pun dapat digunakan sesuai dengan aliran lagu dan selera pemain drum, untuk lagu yang lembut dan memerlukan sentuhan, maka traditional griplah yang 'bebicara', sedangkan untuk memainkan groove/beat yang solid dan lagu yang lebih modern (rock), matched grip yang paling cocok.

 

 

Cara menginjak pedal ada 2 macam yaitu:

1. Heel down (lihat gambar A)

2. Heel up (lihat gambar B)

 Kedua posisi kaki tersebut dapat dilakukan sesuai dengan aliran lagu dan selera pemain drum. Jika anda pemain jazz (swing, pop jazz) maka heel down merupakan pilihan yang tepat, tetapi jika anda pemain rock atau fusion dan funk maka heel up diperlukan untuk menciptakan groove yang lebih solid karena kecepatan dan kekuatan kaki akan bertambah.

 

Heel down sangat mengandalkan pergelangan kaki untuk memukul. Jadi, anda jangan berharap untuk medapatkan pukulan yang keras dengan posisi ini, hanya buang-buang tenaga saja.

 

Heel up menggunakan ujung kaki untuk menginjak pedal sehingga semua tenaga dapat dikerahkan. Untuk mendapatkan kecepatan yang lebih pada saat heel up, posisi kaki dimundurkan sehingga pada saat menginjak pedal (pada saat menginjak pedal kaki jangan ditahan tapi dilepas kembali), maka pedal akan kembali pada posisi semula karena ditarik oleh pegas dan anda tinggal menginjaknya lagi untuk memukul.



Tanggapan atas isi Film Dokumenter “Faces of Everyday Corruption in Indonesia”


 

A.     Latar Belakang

                “Korupsi merupakan Tradisi.” Kata korupsi memang sudah akrab ditelinga masyarakat indonesia. Mulai dari anak-anak, anak sekolah, remaja, ibu rumah tangga, tukang sayur, sopir hingga kakek nenek di panti jompo pun tahu apa itu korupsi. Seperti yang ditayangkan pada opening film dokumenter “Faces of Everyday Corruption in Indonesia”, menunjukan anak-anak Sekolah Dasar begitu akrab dengan korupsi. Mereka paham apa itu korupsi karena begitu sering telinganya mendengar ataupun membaca kata korupsi. Tapi sayang, di sekolah mereka cuma diajarkan untuk tidak mencuri, tetapi mereka tidak diajarkan untuk tidak korupsi. Meskipun korupsi itu setali tiga uang dengan mencuri. Sehingga yang terjadi adalah, saat mereka melakukan korupsi, mereka tidak menyadarinya dan hal itu terus dilakukan hingga menjadi kebiasaan dan menjadi tradisi.

                Ilustrasi diatas bukanlah satu-satunya yang memiliki andil dalam menjadikan korupsi sebagai salah satu budaya asli indonesia. Banyak pakar mengatakan ini merupakan warisan dari orde baru. Ada pula pakar yang mengatakan di jaman kemerdekaan pun korupsi telah terjadi. Lain lagi dengan sejarawan. Banyak dari mereka mengatakan bahwa korupsi adalah salah satu bentuk pembodohan yang dilakukan oleh penjajah kepada bangsa kita. Tetapi sebagian lagi justru mengatakan korupsi telah ada di nusantara ini sejak jaman kerajaan-kerajaan dahulu. Apa yang disebut dengan upeti mereka anggap merupakan salah satu produk korupsi. Namun, apapun bentuknya, apapun namanya, bagaimanapun caranya, sejak kapanpun itu, korupsi telah menggerogoti bangsa ini dengan terang-terangan. Bukan hanya dalam bentuk material, korupsi telah menghancurkan moral bangsa kita sehingga masyarakat kita pun pesimis bisa memberantas korupsi. Seperti salah satu cuplikan dalam film tersebut, dimana sepasang remaja dengan meyakinkan mengatakan bahwa setiap orang indonesia pasti pernah melakukan korupsi, termasuk mereka juga tentunya. Begitu yakinnya mereka mengatakan itu pasti. Dan ketika ditanya kenapa mereka sendiri juga melakukan korupsi, dengan santainya mereka berkata “sudah adatnya orang indonesia kali…”. Hmm… adat..??!! Dan satu lagi adegan yang membekas di benak saya, seorang warga saat diwawancara mengatakan bahwa korupsi boleh-boleh saja, asalkan nilainya kecil dan tidak merugikan orang banyak. Begitu mudahnya mereka mencari pembenaran untuk melakukan korupsi. Jadi, apakah benar kita menyerah terhadap korupsi??

Di Indonesia perkembangan korupsi terus meningkat dari tahun ke tahun, baik dari jumlah kasus yang terjadi maupun jumlah kerugian yang ditimbulkannya. Korupsi merupakan masalah serius yang secara nyata telah membahayakan stabilitas dan keamanan masyarakat, utamanya dalam merusak nilai-nilai demokrasi dan moralitas bangsa kita. Korupsi juga merupakan ancaman terhadap cita-cita menuju masyarakat adil dan makmur.

Menyadari semakin kompleksnya permasalahan korupsi di tengah-tengah krisis multi-dimensional serta ancaman nyata yang pasti terjadi. Maka korupsi dapat dikategorikan sebagai permasalahan nasional yang harus ditanggapi serius oleh semua elemen bangsa baik masyarakat pada umumnya serta pemerintah dan aparat penegak hukum pada khususnya.

 


 

B.     Pembahasan

         Ada yang merasa heran, mengapa korupsi sukar diberantas di Indonesia. Ada pula yang heran, mengapa orang berteriak-teriak memberantas korupsi, tetapi ketika orang itu menjadi pejabat, lebih agresif dalam mengkorup. Orang lebih heran lagi ketika menyaksikan, lembaga yang ditugaskan untuk menyelamatkan keuangan negara dari salah urus, malah mereka sendiri yang memakan uang negara tersebut.

         Salah satu sebab dari semua penomena tersebut adalah hampir semua orang tidak mengetahui secara menyeluruh, bagaimana wajah korupsi di Indonesia. Disebabkan ketidak-tahuan itulah, segala program pemberantasan korupsi seperti berjalan di tempat. Untuk itu sebelum membahas penanggulangannya, ada baiknya kita memilah dulu yang mana saja praktik kejahatan yang termasuk praktik korupsi. Berikut ini beberapa jenis korupsi yang sering terjadi dalam masyarakat dan birokrasi :

         a. Suap

b. Hadiah

c. Pemerasan

d. Pungli

e. Mark Up

f. Transaksi rahasia

g.   Penggelapan

h. Menghianati amanah

i.    Melanggar sumpah jabatan

j.    Kolusi

k.   Nepotisme

l.    Penyalahgunaan jabatan dan fasilitas negara

 

Dari  beberapa jenis korupsi tersebut, dan dari informasi di internet maupun di media massa , penulis dapat menarik asumsi bahwa korupsi disebabkan oleh hal berikut :

1.       Kurangnya gaji atau pendapatan pegawai atau karyawan dibandingkan dengan kebutuhan yang makin hari makin meningkat;

2.       Manajemen yang kurang baik dan kontrol yang kurang efektif dan efisien;

3.       Latar belakang kebudayaan atau kultural indonesia yang sangat sosial dan sangat toleransi membuat meluasnya korupsi;

Jika dijabarkan lebih rinci, mungkin banyak sekali penyebab timbulnya praktik korupsi. Tetapi menurut penulis, tiga hal inilah yang paling pokok.

                Tingginya angka inflasi mengakibatkan kenaikan harga barang lebih cepat dari kenaikan gaji, sehingga membuat karyawan atau pegawai perlu untuk mencari penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ataupun keluarganya. Karena kurangnya kemampuan dari orang tersebut semakin menyusahkan dirinya untuk mencari penghasilan tambahan diluar pekerjaannya. Dari keadaan yang terjepit tersebut mungkin timbul ide-ide kotor untuk menggunakan jalan pintas yaitu mencuri alias korupsi.

                Seperti halnya kejahatan, yang muncul dari adanya niat bertemu dengan kesempatan,maka begitu pula dengan korupsi. Dari timbulnya niat karena himpitan ekonomi, bertemu kesempatan yaitu manajemen dan pengendalian yang kurang baik dalam organisasi maka praktik korupsi akan dapat dilakukan dengan leluasa. Sekali dilakukan dengan sukses, maka praktik ini tentu akan diulang-ulang dan pada akhirnya akan menjadi kebiasaan bahkan naik tingkatannya menjadi budaya.

                Tipikal masyarakat indonesia adalah sosial. Artinya pengaruh sosial sangatlah kuat pengaruhnya terhadap masing-masing individu. Ditambah dengan adanya aturan-aturan tidak tertulis yang mengatur tingkah laku masyarakat indonesia. Praktik korupsi yang mungkin awalnya coba-coba kemudian menjadi kebiasaan, dan setelah dilakukan oleh banyak orang menjadi tradisi. Dan seseorang yang bersihpun akhirnya akan sulit mempertahankan idealismenya melawan budaya korupsi yang menjadi“aturan tak tertulis”. Salah satu ungkapan yang pernah dengar dari atasan saya, seorang pejabat pemerintahan yaitu, ”Jika kamu ingin bermain bola ditengah hujan, jangan berharap pulang dengan tanpa noda.”

                Mengenai akibat korupsi, ada dua pendapat yang dapat ditangkap oleh penulis dari tulisan-tulisan bebas di internet, yaitu :

1.       sebagian orang mengatakan korupsi itu tidak selalu berakibat negatif, kadang berakibat positif, ketika korupsi itu berfungsi sebagai uang pelicin yang bagaikan minyak pelumas pada mesin.

2.       sedangkan sebagian lagi mengatakan bahwa korupsi itu tidak pernah membawa akibat positif.

Penulis lebih setuju dengan anggapan yang kedua, dimana korupsi tidak akan pernah membawa akibat positif . Mengapa?? Sebab konteks yang kita bicarakan disini adalah kepentingan masyarakat indonesia pada umumnya. Bukan pribadi-pribadi seseorang. Mungkin untuk sementara waktu si pelaku korupsi mungkin merasa diuntungkan akan tindakannya dan orang lain juga tidak merasa terbebani oleh tindakan tersebut. Tetapi secara tidak langsung, akibat negatif dari korupsi  akan terakumulasi dan jika sudah mengakar dalam suatu organisasi, korupsi akan semakin diberantas. Dan saat itulah, mereka akan merasa korupsi memang membawa akibat negatif. Karena itu, betapapun licinnya uang pelicin tersebut, orang lain atau bahkan pelakunya pasti  terkena dampaknya secara langsung maupun tidak langsung.

                Setelah kita memahami apa yang dimaksud dengan korupsi, apa penyebabnya, dan bagaimana akibatnya, mungkin kita akan bertanya, bagaimana cara memberantasnya??. Penulis menganalogikan pemberantasan korupsi seperti pemberantasan nyamuk. Sebelum membasmi nyamuk kita tentu harus menyiapkan prosedur pencegahan, bagaimana caranya agar nyamuk tidak berkembang biak, atau tidak masuk ke dalam rumah. Seperti memasang kasa nyamuk pada ventilasi udara, menguras dan menutup bak penampungan air, dan lain sebagainya. Setelah itu baru kita lakukan tindakan pemberantasan, seperti penyemprotan, menggunakan raket listrik, dan lain sebagainya.

                Substansi pemberantasan korupsi bukanlah pada penindakan. Tapi, pencegahan. Karena, penindakan dilakukan setelah adanya korupsi. Persis pemadam kebakaran. Sedangkan, pencegahan justru dilakukan di muka dan seterusnya. Tujuannya untuk menutup peluang semaksimal mungkin bagi terjadinya korupsi. Apa bentuknya? Berikut adalah beberapa langkah pencegahan untuk menghilangkan niat dan kesempatan melakukan korupsi.

1.       Menciptakan sistem manajemen yang efektif dan efisien:

Dalam menciptakan sistem manajemen yang handal, pemimpin organisasi harus memperhatikan empat aktivitas manajemen dengan menyeluruh. Yaitu Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Kepemimpinan (Actuating), dan Pengendalian (Controlling). Keempat aktivitas ini selain harus dilaksanakan dengan berdasarkan efektivitas dan efisiensinya juga harus didasarkan pada keinginan yang tinggi untuk memberantas korupsi. Ada beberapa bagian penting dari sistem manajemen yang perlu mendapat perhatian khusus, karena bagian ini memiliki peranan penting dalam memberantas korupsi, yaitu :

a.       Otorisasi dan pemisahan fungsi

Setiap fungsi dalam organisasi tentu memiliki supervisor masing-masing. Otorisasi merupakan salah satu sistem pengawasan yang efektif terhadap kinerja masing-masing fungsi. Selain itu, setiap fungsi harus dipisahkan satu sama lain. Dengan demikian maka akan ada mekanisme saling mengawasi dan pemeriksaan silang (crosscheck) antar fungsi .

b.      Manajemen otomasi

Dengan pesatnya kemajuan teknologi, peranannya dalam organisasi pun semakin meningkat. Dengan sistem terkomputerisasi, maka setiap tindakan, kebijakan dan keputusan diambil oleh setiap karyawan akan selalu mengikuti apa yang terprogram dalam komputer. Sehingga memperkecil peluang terjadinya kesalahan baik yang sengaja maupun tidak disengaja. Dan kalaupun terjadi kesalahan maka semua itu akan mudah diketahui dan ditelusuri siapa pelakunya.

c.       SDM dan integritas pribadi yang unggul

Karyawan atau pegawai merupakan ujung tombak apakah suatu organisasi berjalan baik atau tidak. Dengan sistem perekrutan pegawai yang sportif tentu akan menghasilkan pegawai yang bermutu juga. Departemen Keuangan contohnya. Melalui Ujian Saringan Masuk STAN, tidak satupun pegawai yang dirrekrut merupakan hasil suap (korupsi). Maka dari itu kualitas SDM nya sangat terjaga.

d.      Kesejahteraan pegawai yang cukup

Sesuai dengan teori hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow mengenai motivasi. Manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi seperti sandang, pangan dan papan dan juga kebutuhan sebagai manusia seperti kebutuhan sosial, harga diri dan aktualisasi diri. Organisasi harus memperhatikan hal ini sehingga mampu memberikan kesejahteraan bagi pegawainya. Hal ini memberikan motivasi untuk lebih profesional dalam bekerja dan bukan untuk korupsi

e.      Birokrasi yang tidak birokratis

Sering kali kita mendengar keluhan tentang birokrasi yang berbelit-belit, di ping-pong, lambat dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena birokrasi yang birokratis, yang dipopulerkan oleh Max Weber dan Henry Fayol ini, memiliki struktur Hierarki yang bertingkat-tingkat. Sehingga pengambilan keputusan membutuhkan jangka waktu yang lama. Untuk itu pihak manajemen sangat diharapkan untuk memperbaiki sistem ini agar lebih fleksibel dalam pengambilan keputusan, tetapi tetap mempertimbangkan aspek pengendalian internal.

f.        Reward and punishment

Reward atau penghargaaan merupakan contoh motivasi positif bagi para pegawai agar terus meningkatkan kinerja, dan kepatuhan terhadap aturan maupun atasan. Sedangkan Punishment atau sanksi  merupakan salah satu bentuk motivasi negatif yang diharapkan agar dapat membuat pegawainya lebih teliti sehingga tidak berbuat kesalahan dan juga agar pera pegawainya mengurungkan niatnya untuk berbuat penyelewengan.  Bagian ini harus jelas aturan mainnya dan juga pelaksanaannya. Sebab pemberian hadiah dan hukuman dengan tidak adil kepada pegawai dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat dan gejolak di antara para pegawai.

2.       Keteladan Pemimpin

a.       Pemimpin yang bersih dari segala bentuk KKN.

Pemimpin yang baik harus selalu memberikan contoh yang baik kepada bawahannya. Tingkah laku seorang pemimpin biasanya dijadikan tolak ukur bagi karyawannya. Memiliki pemimpin yang disiplin membuat pegawainya ikut disiplin. Sedangkan pemimpin yang Korupsi dianggap oleh pegawainya sebagai pembenaran ikut korupsi.

b.      Pemimpin yang komunikatif

Komunikatif disini dimaksudkan sebagai kemampuan untuk berkomunikasi dan negosiasi yang efektif. Pemimpin harus memahami struktur wewenang dan koordinasi dengan baik sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diluruskan tanpa harus menimbulkan gejolak. Disamping itu, pemimpin yang komunikatif dapat mempengaruhi pegawainya untuk bertindak sesuai dengan tekad pemberantasan korupsi.

c.       Pemimpin yang memiliki sense of crisis

Para pegawai selalu memperhatikan bagaimana pemimpinnya bertindak untuk menangani masalah yang timbul dalam organisasi. Pemimpin yang tidak tanggap akan dinilai negatif oleh bawahannya, hal ini dapat melunturkan loyalitas pegawai terhadap organisasi. Sehingga penyelewengan-penyelewengan lain akan muncul termasuk korupsi.

3.       Peran serta masyarakat yang pro aktif

a.       Mensosialisasikan usaha pemberantasan korupsi, baik dalam bentuk ceramah, seminar, diskusi, penulisan oleh LSM, NGO, lembaga keagamaan, lembaga pendidikan, media massa maupun individu anggota masyarakat

b.      Melaporkan setiap pejabat yang diduga KKN kepada instansi penegak hukum, khususnya KPK

c.       Tidak memilih anggota legislatif, gubernur, bupati dan walikota yang tidak bersih dari unsur KKN


 

C.     Kesimpulan

Dengan langkah-langkah tersebut diatas. Penulis yakin “Budaya Korupsi” di indonesia segera dapat dimuseumkan. Hanya saja masalahnya kembali kepada pejabat-pejabat pemerintahan kita. Seberapa berani mereka melawan arus deras praktek korupsi di Indonesia. Sama halnya seperti memerangi kejahatan, memerangi korupsi juga penuh dengan resiko. Bagi pejabat yang memerangi korupsi di dalam organisasinya sendiri tentu menghadapi ancaman-ancaman yang besar dari komplotan koruptornya seperti ancaman mutasi ke daerah terpencil, ancaman boikot, bahkan ancaman pembunuhan. Termasuk bagi pejabat-pejabat institusi pemberantasan korupsi. Ketua KPK contohnya. Mereka pernah mengatakan bahwa ancaman merupakan makanan sehari-hari mereka. Dan kasus yang akhir-akhir ini merebak di berbagai media, dimana ketua KPK didakwa pelakukan penyalahgunaan wewenang hingga mereka ditahan, merupakan salah satu bentuk ancaman bagi mereka.

Untuk itu dukungan masyarakat sangatlah diperlukan untuk mendorong dan memback-up pejabat-pejabat ini agar lebih berani melawan arus korupsi. Meskipun koruptor yang dihadapinya juga sama-sama pejabat negara. Media informasi bisa dimanfaatkan untuk memperoleh dukungan ini. Pimpinan KPK yang sempat mendekam di penjara kmaren contohnya, mendapatkan dukungan sebnyak 1.343.070 orang di salah satu situs jejaring internet. Selain itu, media massa bebas mengungkap fakta. Era keterbukaan ini juga pertanda dari akan runtuhnya jaman kegelapan bangsa indonesia. Tidak ada media massa yang di bredel. Tidak ada wartawan yang digugat. Mata masyarakat Indonesia telah terbuka. Jadi tunggu apa lagi. Kini giliran kita…

Minggu, 12 April 2009

Janger Kedaton---Seratus Tahun Mengabdi pada Seni

Janger Kedaton------------
Seratus Tahun Mengabdi pada Seni

''Titiang Meme Janger, kemu nunas taksu ke Pura Dalem Batu Bolong di Desa Canggu (Akulah Ibu Janger, datanglah kamu memohon taksu ke Pura Dalem Batu Bolong-red)''.

Peristiwa kerauhan (trance) yang dialami I Gusti Ketut Sangging -- salah seorang warga Banjar Kedaton, Desa Pakraman Sumerta -- di areal persawahan Sungiang dan Badak di tahun 1906 itulah yang jadi tonggak kelahiran kesenian Janger di Kedaton. Setelah pawisik itu turun, krama Kedaton yang saat itu menggantungkan sumber penghidupannya dari aktivitas bertani dan menggembalakan sapi sontak keranjingan menyanyi. Aktivitas menyanyi itu dilakukan bersama-sama oleh para pengusung budaya agraris tersebut di sela-sela kesibukan menggarap lahan pertanian mereka.

==========================================================

Semula, aktivitas bernyanyi bersama itu terbatas dilakukan di sawah. Di bawah keteduhan pepohonan sambil menghalau burung pemakan biji padi. Namun, aktivitas bernyanyi bersama itu akhirnya "merambah" hingga ke rumah-rumah warga. Mengingat kegairahan menyanyi bersama itu terus membuncah, para petani dan penggembala ternak itu pun sepakat "memformalitaskan" kegiatan mereka dengan membentuk sebuah sekaa Janger dengan pusat kegiatan di jeroan Kedaton, tepatnya di rumah I Gusti Ketut Raweg. Dari generasi ke generasi, kesenian Janger ini tetap tumbuh dan berkembang hingga kini. Tanpa berkesudahan seolah ditakdirkan jadi maskotnya Banjar Kedaton.

"Bagi krama Kedaton, Janger sudah menjadi kesenian yang tak tergantikan. Betapa pun derasnya gempuran berjenis-jenis kesenian kontemporer-modern menerjang Bali, kesenian Janger tetap harus dilestrarikan dengan penuh kesadaran. Ini warisan adiluhung leluhur yang tak boleh sampai punah," kata I Ketut Cemeng, S.ST., mantan pragina Janger Kedaton, kepada Bali Post, Jumat (6/10) kemarin.

Kekukuhan krama Banjar Kedaton melestarikan Janger memang tidak terbantahkan. Saat ini kesenian yang memadukan kepiawaian berolah vokal, gerak tubuh dan tabuh ini sudah menebar pesonanya selama seratus tahun di Kedaton. Memasuki usianya yang satu abad itu, krama Kedaton pun sepakat menggelar "pesta" istimewa berupa pementasan "Janger Tiga Generasi" di Stage Janger Kedaton, Minggu (1/10) lalu.

Sebuah pementasan yang sangat unik, mengingat pragina Janger-nya terdiri atas kaum anak-anak, remaja, dewasa hingga nenek-nenek berusia renta. "Bisa melestarikan Janger hingga hitungan satu abad adalah sebuah kebanggaan bagi krama di sini. Kami bertekad melestarikan Janger sampai kapan pun," tegas praktisi seni yang kini mengabdi di UPTD Taman Budaya Bali ini.

Sangat Sederhana

Cemeng yang juga pragina Topeng Tua ini menambahkan, pada awal terbentuknya Janger Kedaton sangat sederhana. Baik dari segi materi, gaya dan penampilan maupun kostumnya. Saat itu, seluruh penarinya laki-laki dengan formasi tarian membentuk lingkaran. Satu di antara mereka berperan sebagai Dag, mengambil posisi di tengah lingkaran dan bertugas sebagai pengatur pertunjukan.

Lagunya berupa lagu-lagu Sanghyang dengan gerak tari sederhana. Instrumen musik yang mengiringi Janger pun relatif sederhana, hanya terdiri atas kempur, tawa-tawa, cengceng, kendang dan suling. "Pada awal terbentuknya, kostum Janger Kedaton juga sangat sederhana. Penari Janger mengenakan kamen (kain), sabuk (ikat pinggang) dan bunga. Sedangkan penari Kecak hanya mengenakan kain," katanya seraya menyebut nama sejumlah pragina Janger generasi pertama di antaranya Made Rona, I Gusti Ketut Logo dan I Gusti Rungkeng.

Kreativitas pragina Janger Kedaton tak kenal istilah stagnan. Sejumlah perubahan dilakukan agar pertunjukan Janger ini lebih memikat. Salah satunya, memasukkan penari perempuan sebagai penari Janger yang berpasangan dengan penari Kecak laki-laki. Masuknya unsur penari perempuan membuat kostum Janger pun harus disesuaikan. Selanjutnya, para penari Janger itu mengenakan kamen, sabuk, kebaya dan selendang yang menyilang di dada.

Sementara itu, penari Kecak mengenakan celana sebatas lutut, baju tanpa lengan, kaos kaki panjang dan bapang (hiasan leher). Bukan hanya kostum yang dipermak, lagu-lagu dan tetabuhannya juga disempurnakan. Sejumlah pelatih seni kondang seperti I Koncong dari Banjar Belaluan pun didatangkan untuk melatih tari, I Made Madeg dari Banjar Lebah sebagai pelatih tabuh dan I Wayan Mara sebagai penari Kecak dari Tegal Pemecutan. "Begitulah keseriusan para leluhur kami dalam menumbuhkembangkan Janger di Kedaton," katanya seraya memaparkan periodisasi perkembangan Janger Kedaton secara gamblang.

Dengan kemasan yang lebih "ngepop" ini, pesona Janger Kedaton makin memikat. Dia tidak hanya mampu "menjerat" hati krama Banjar Kedaton semata. Namun, pesonanya juga membius para penikmat seni di banjar-banjar tetangga. Permintaan untuk pentas pun datang silih berganti dari luar Banjar Kedaton di antaranya dari Peguyangan, Batan Buah dan daerah lainnya. Mencuatnya popularitas Janger Kedaton ini mengilhami para penggiatnya untuk melengkapi pementasan Janger dengan lakon sehingga kesenian ini pun tampil sebagai seni pertunjukan yang komplit.

"Lakon pertama yang ditampilkan adalah Arjuna Tapa. Hingga kini pun, lakon itu masih sering ditampilkan dengan sejumlah pengembangan. Umumnya, lakon yang diangkat diadaptasi dari epos wiracerita Mahabharata dan Ramayana," katanya dan menambahkan, durasi pementasan Janger dengan lakon itu mencapai 2-3 jam.

Menebar Pesona

Tahun berganti tahun, popularitas Janger Kedaton tak pernah surut. Bahkan, makin kuat menebar pesona dan berkembang pesat. Melihat realita ini, sejak 1915 kesenian ini pun diorganisasi dan dikelola pihak Banjar Kedaton dengan membentuk kepengurusan Janger. Dengan konsep ini, upaya pengembangan sekaligus pelestarian Janger pun makin terarah dan mantap. Guna meningkatkan kualitas Janger, pada 1920 didatangkan pelatih kondang Nyarikan Sariada sebagai pelatih tari dan I Nyoman Kaler sebagai pelatih tabuh.

Seiring dengan popularitas yang terus menanjak itu, krama Kedaton pun ingin mewujudkan pawisik dengan memohon tirta (air suci-red) ke Pura Dalem Batu Bolong di Desa Canggu. Tanpa kenal lelah, leluhur krama Kedaton menempuh perjalanan selama tiga hari dengan berjalan kaki.

"Salah satu pementasan penting yang jadi kenangan abadi bagi krama Kedaton adalah saat leluhur kami diundang majangeran oleh Gubernur Jendral Batavia di Pasar Gambir, Batavia (sekarang Jakarta-red) pada 28 Agustus 1929 silam. Atas partisipasinya itu, Janger Kedaton menerima piagam penghargaan Diploma Eerst Prijs dari pemerintah Batavia," katanya dan menambahkan, sekaa Janger Kedaton kala itu diperkuat 30 orang seniman meliputi penari Janger dan Kecak, penabuh, juru rias, pembina dan pengurus.

Tak bisa dimungkiri, kesenian Janger telah meletupkan rasa bangga bagi segenap komponen krama Banjar Kedaton. Tokoh muda Banjar Kedaton I Made Ariawan Payuse yang dipercaya sebagai Ketua Panitia Peringatan 100 Tahun Janger Kedaton menegaskan bahwa generasi muda Kedaton sudah bertekad bulat melestarikan kesenian ini untuk selanjutnya diwariskan pada generasi berikutnya.

"Ibarat sudah mendarah-daging, kesenian Janger tidak boleh punah dari Kedaton. Dia harus tetap ajeg lestari. Dalam menekuni pengabdiannya pada dunia seni, para pendahulu kami juga berhasil meraih berbagai jenis penghargaan lainnya seperti piagam juara I Parade Janger se-Bali, piagam Kerti Budaya, piagam Dharma Kusuma dan sebagainya," katanya dengan nada bangga.

* w. sumatika
www.balipost.co.id